2 tahun pacaran sama Randi, saya merasa bahwa saya mampu mempertahankan
hubungan pacaran dalam jangka panjang. Banyak teman-teman yang memuji saya dan
pasangan yang selalu tampil harmonis, ya memang begitu kenyataannya. Tapi,
masuk tahun ke 3, saya mulai bosan. Hubungan terasa hambar, ketika kami
melakukan rutinitas itu-itu saja. Saya sering protes, dan meminta dia melakukan
apapun atau berlibur kemanapun agar hubungan kami tak menjadi suatu hubungan
yang membosankan. Karena kami masih mahasiswa waktu itu, kami tak bisa pergi
keluar kota dengan uang sendiri.
Mau saya protes pun, hubungan kami tetap begini-begini saja, tetap
membosankan. Malam minggu yang biasanya membuat saya semangatpun, terasa biasa.
Malahan saya jarang pakai make up dan
nggak pakai baju super cantik lagi. Begitu juga dengan dia, yang terlihat
ogah-ogahan datang kerumah. Apa mungkin dia juga bosan dengan saya? Yaa, saya
rasa.
Sampai suatu hari, saya pergi ke undangan tempat abang sepupu yang
menikah. Dan, disana saya berkenalan dengan adik dari istri abang sepupu
saya. Namanya Ayid, orangnya asik, duduk
di dekat dia, saya nggak berhenti tersenyum. Ini pertama kalinya saya tertarik
dengan pria lain selama 3 tahun, selain Randi. Begitu Ayid meminta nomor ponsel
saya, dengan mudahnya, saya memberikan nomor ponsel tersebut. Kami pun jadi
dekat. Soal Randi, dia tak ada menghubungi selama seminggu, setelah kami
bertengkar hebat.
Baru 6 hari rutin sms-an, Ayid bilang dia cinta sama saya. Bak angin segar di cuaca yang panas, saya juga
bilang saya tertarik dengan dia. Bisa dibilang, berpacaranlah saya dan Ayid.
Ada rasa tak enak hati, sebab Randi sejenak saya lupakan. Sebenarnya Ayid tak
tahu bahwa ada Randi selama bertahun-tahun ini di hati saya. Tanpa merasa
bersalah, dia ada nge-tag foto kami berdua di media social, facebook saya.
Belum sehari foto itu diunggah, saya mendapatkan panggilan telepon dari
Randi, menanyakan siapa cowok itu. Mau tak mau saya jujur mengatakan yang
sebenarnya. Alhasil, Randi marah besar.
Semarah-marahnya Randi, esok harinya ia datang kerumah saya, memohon
agar saya kembali lagi sama dia. Saya yang lagi dimabuk cinta kepada Ayid,
mengatakan ke Randi kalau saya merasa Ayid itu soulmate saya. Bersama Ayid, hidup saya tak membosankan. Saya juga
menyalahkan Randi yang menghilang dari saya beberapa hari ini. Hari itu,
pertama kalinya dalam 3 tahun saya kenal dia, saya melihat dia menangis dan
bilang merelakan saya asal saya bahagia.
Beberapa bulan kemudian, memang benar saya bahagia, tapi kebahagiaan
itu hanya sekejap mata. Ayid melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan
ke Randi. Feeling saya yang merasa
Ayid adalah soulmate saya, ternyata
omong kosong.
Parahnya, wanita selingkuhannya itu memohon saya untuk meninggalkan
Ayid, karena Ayid sudah merenggut keperawanannya. Shock dong saya mendengar ucapan wanita itu. Tapi saya bisa apa?
Sama seperti Randi dulu, saya merelakan Ayid bahagia dengan wanita itu. Pediiih
sih, mungkin saya kena batunya. Dulu menyakiti hati orang lain, sekarang malah
balik disakiti. Nggak lagi-lagi deh kayak begini. Saya jeraaaaaaa .... :‘(
0 Response to "Kena Batunya"
Posting Komentar