Menunggumu



Sebut saja ini kekuatan dari hati yang menunggu.
Satu hari? dua hari? Bukan,ini sudah hampir sewindu aku menunggu. Mereka menerka bahwa  penantian ini akan sia-sia. Aku hanya menutup kedua telinga rapat-rapat jika ada yang berkomentar seperti itu lagi. Menunggumu adalah pilihan yang tepat daripada memberikan hatiku pada pria lain.
Bukan sekedar cinta,ini adalah prinsip yang ku pegang sampai sekarang. Terpisah pulau bukan alasan aku menyerah pada hatiku. Disini,aku tetap menunggumu kembali. Sampai kamu kembali,aku akan  menertawakan “jarak” yang mereka bilang dapat meruntuhkan rasa cintaku.
Aku dan kamu bukan anak kemarin sore yang menggebu-gebu untuk urusan cinta. Semua butuh proses,untuk memahami hati masing-masing agar menjadi “KITA”.
Banyak yang bertanya-tanya padaku,apa yang membuatku rela mengharapkan hatimu yang belum tentu untukku. Meraba-raba setiap perhatian yang kamu berikan dalam pesan singkat. Aku hanya bilang kamu beda. Iya,kamu beda dari pria lain.
Lalu mereka meminta penjelasan apa arti “beda” yang ku maksud itu. Aku tersenyum simpul mendengar pertanyaan tentangmu dan tentang hatiku ini.
“Hanya dia pria yang mudah masuk ke dalam hatiku namun sulit untuk aku keluarkan.” Kataku.
Mereka tertawa mendengar jawabanku. “Kau lucu,apa dia tahu dengan hatimu?”
“Dia tahu atau tidak bukan tujuanku.”
“Lalu apa yang kau inginkan darinya?”
“Cinta.”
Mereka tertawa lagi,terbahak-bahak sampai wajah mereka memerah. “Cinta? Hey! bagaimana dia akan tahu kalau kau menyukainya?”
“Dari penantianku. Toh,tak ada yang sia-sia jika aku terus tulus menunggu.”
“Kau yakin?”
“Perlukah aku menjawab pertanyaan kalian?”

0 Response to "Menunggumu"

Posting Komentar