Janin Tak Berkembang Berujung Keguguran Usia Kandungan 8 Minggu


Assalamualaikum, janinku yang tak akan pernah mencicip dunia. Maafkan Mama sayang,  belum bisa menjagamu dengan baik.  Maafkan Mama yang mengganggap kehadiranmu secara tiba-tiba menjadi perusak rencana yang sudah Mama buat ditahun ini.  Mama menyesal sudah membatin seperti itu.  Sikap tak bersyukur Mama berujung dengan rasa sakit lahir dan batin kehilanganmu. Sebaik-baik manusia membuat rencana,  Allah lah yang menentukan hasil akhirnya.  


Maafkan Mama yang sok kuat,  walaupun tahu ada kamu di rahim,  masih saja menggendong Kak Zia dan mengangkat barang berat. Tubuh Mama kelelahan dan stress,  itu juga berdampak pada perkembanganmu.  Waktu Mama dan Ayah ke dokter kandungan pertama kali,  flek darah muncul. Kata dokter usiamu masih 3 minggu,  padahal seharusnya sudah 8 minggu.  Mama khawatir nak,  dokter pun memberi obat penguat Janin.  Sayangnya obat tersebut tak berdampak baik.  Darah yang keluar semakin banyak.  Keram perut dan kontraksi hebat pun terasa.  Seperti Mama mau melahirkan kakakmu dulu.  Hanya saja lebih ringan sakitnya.  Astafirullah.... Saat itu Mama masih berharap kamu masih bisa selamat. 

Harapan Mama pupus ketika kamu keluar dengan sendirinya. Kamu berwujud segumpal daging berlumur darah.   Hangat terasa,  sebuah kantung janin dengan janin yang super duper mungil.  Orang-orang medis menyebutnya embrio. Segera mama teriak memanggil ayah,  karena tubuh mama rasanya bergetar melihatmu.  

Astafirullah...  Astafirullah...


Malamnya,  mama dan ayah usg ke dokter untuk memastikan apakah masih ada sisa darimu yang menempel di rahim.  Mama pun diberi obat yang bertujuan meluruhkan sisa keguguran. Kamu tahu nak,  obat tersebut luar biasa dahsyat membuat perut mama mules-mules. Kata dokter jika masih pendarahan segera dikuret.  Alhamdulillah sekarang tak ada lagi pendarahan,  dan akan usg lagi sabtu ini.  Semoga saja sudah bersih rahimnya.

Amiiin.. .

0 Response to "Janin Tak Berkembang Berujung Keguguran Usia Kandungan 8 Minggu"

Posting Komentar