Sekelumit Pemikiran Tentang Pernikahan

Pemikiran  tentang menikah pada usia saya selepas SMA,  sungguhlah simpel. Yaa,  menikah artinya menemukan pria yang saling mencinta dan tempat untuk bersandar segala macam kegundahan baik itu moril maupun materi.  Singkatnya,  menikah tuh bebas galau daaah.

Pemikiran tersebut masih bertahan, sampai saya masuk ke dunia pekerjaan dan menghadapi curhatan senior saya di tempat kerja yang memang rata-rata sudah menikah. Wanita rasanya nggak punya power kalau nggak kerja.  Begitu menurut saya. *moon maaf ya emak-emak rumah tangga*

Setelah benar-benar menghadapi mahligai rumah tangga... Jeng...  Jeng... Pandangan menikah berubah lagi Ceunah. 😁😅

Menikah butuh kesiapan mental. Sebab,  sebagai wanita,  mau kamu kerja ataupun jadi ibu rumah tangga,  kamu punya peran sangat penting agar suami dan anak-anakmu merasa nyaman. Untuk menciptakan rasa nyaman,  saya memilih untuk bekerja kantor dan menulis sebagai Me Time.


Menikah menumbuhkan rasa gotong royong.  Karena saya dari awal menikah sudah memilih pisah rumah dari orang tua alias ngontrak.  Maka saya dan pak suami saling gotong royong mengurusi pekerjaan domestik dan perihal materi.  Kenikmatan yang saya rasakan dari gotong royong ini, ialah ketika saya melahirkan putri pertama kami. Alhamdulillah,  pak suami nggak keberatan membantu dalam segala hal yang sementara tak bisa saya lakukan.  Sampai sekarang pun kami masih gotong royong membayar angsuran rumah. Hihihi. Nggak semua lelaki mau membantu, saya pernah mendengar curhatan kawan-kawan yang sampai baby blues gara-gara ia harus sendirian tanpa suami yang tak mau gotong royong tadi.  Huuf. .  Saya jadi sebel dengarnya.


Menikah belajar meredam ego. Nggak semua yang kamu mau sejalan dengan pemikiran suami ataupun anakmu.  Kamu juga tak bisa memaksakan keinginanmu dan malah membuat mereka jadi tertekan.  Sabar,  dan cobalah meredam egomu demi kebaikan bersama.  Pikirkan bagaimana jika kamu berada diposisi mereka, dan pilihlah cara terbaik agar semua pihak setuju. Makanya kalau ingin ini itu yang berpengaruh ke suami atau anak,  saya selalu tanya ke pak suami dulu.


Begitulah sekelumit pemikiran tentang pernikahan. Menikah bukan ajang lomba siapa cepat,  menikah juga bukan menjadikanmu tuan putri,  menikahlah jika sudah merasa siap dan yakin dengan pria yang akan mendampingimu seumur hidup. 😍😍😍😍

0 Response to "Sekelumit Pemikiran Tentang Pernikahan"

Posting Komentar