“Kamu belum punya pacar juga, apa karena belum
move on dari mantanmu itu?” tanya
Cindai sahabatku.
Aku
diam tak dapat menjawab pertanyaan Cindai, tiba-tiba bb yang ku taruh di atas
meja bergetar. Mata ku mendilik sebentar, ada bbm yang masuk. Belum sempat aku
mengambil bb ku, tangan Cindai yang
gesit terlebih dahulu mengambil dan membaca bbm yang masuk itu.
Ku
lirik lagi, jempol Cindai menari-nari diatas keypad bb. Tapi, aku heran setelah membaca bbm di bb ku ia senyum-senyum
nggak jelas, cengar cengir memamerkan gigi berkawatnya itu kearahku.
“Selamat yaa sahabatku Lolly sayang, mulai
hari ini, menit ini, detik ini kamu udah nggak jomblo lagi.”
“Haah?
Maksud kamu?!” teriakku kaget setengah mati.
Pikiranku
sudah berfikir macam-macam, karena Cindai tak segan-segan melakukan segala cara
agar aku memiliki pacar.
“Nih,
baca aja sendiri,” kata Cindai mengembalikan bb ku.
Tanganku
gemetar mengambil bb itu, apalagi membaca bbm yang diketik Cindai. Mau mengomel
kepadanya pun juga nggak ada gunanya, nasi sudah jadi bubur.
Jempolku
menekan tombol membuka kunci di bb ini, dan ku lihat dengan seksama apakah
Cindai membual atau tidak. Mataku membulat melihat apa yang Cindai balas,
ternyata pernyataan cinta yang dikirim Bobby.
“Ngaaaaaaakkkkk
mauuuuuuuu!” teriakku menghebohkan seisi kelas.
“Lho,
kamu nggak mau pacaran sama si Bobby? Bukannya dia teman bbm-an kamu selama ini
kan?”
“Yaa
seenggaknya aku harus liat wujud aslinya dulu baru nerima dia!”
“Maaf
deh, tapi kan sekarang kamu seharusnya senang, kan udah punya pacar”
“Trus,
kalau aku punya pacar kamu mau buktiin aku bisa move on gitu?” tanyaku ketus bangkit dari tempat duduk.
“Eh,
mau kemana, Lol?”
“Ke
toilet, cuci muka. Gerah tahu nggak!”
***
Sendirian
didepan gerbang sekolah menunggu Bobby menjemputku. Di display picture-nya sih wajahnya oriental plus hidung mancung gitu.
Waktu itu ia mengaku, tinggi badannya 181 cm kurang lebih seperti Siwon. Ah, tapi
mana ku percaya. Dia bisa aja bohong, kan gak ketemu langsung waktu itu. Aku
bisa aja bilang diri aku seperti Song Hye Kyo. Tapi Song Hye Kyo yang habis
kejedot pintu sih, yang idungnya tiba-tiba berubah menjadi pesek.
“Lolly?” Pria disebrang sekolah yang
mengendarai mobil mercy dan memakai kacamata hitam itu memanggil namaku.
Ia
pun segera turun dari mobil, membuka kacamata hitamnya dan menjulurkan
tangannya yang berusaha menyalamiku. “Bobby.” ucapnya.
Refleks
aku menjabat tangannya tersenyum bahagia, wajahnya memang tampan, lumayan mirip
Siwon sih. Nyaris sempurna.
Kami pun berjalan menuju mobil dan ia
mempersilakan ku masuk kedalam mobilnya. Di saat ia membukakan ku pintu mobil, momen
yang tak ku harapkan pun terjadi.
Swingggggg....
Angin berhembus menerobos sela-sela ketek Bobby yang basah oleh keringat, menghantarkan
aroma kecut bercampur pahit menelusup masuk ke lubang hidungku. Sontak tangan
kiriku menutup hidung dari aroma kecut yang membunuh itu.
Sumpah, nih cowok cakep
plus tajir tapi kenapa keteknya bau banget yaa? Orang tuanya mampu beliin mobil mercy, masa beli deodorant
aja gak mampu sih?
Ku
tarik nafas dalam-dalam, ku hembuskan, barulah aku masuk ke dalam mobil. Apakah
aku dapat bertahan hidup di dalam mobil menghirup udara yang terkontaminasi
dengan kecutnya aroma ketek?
“Kamu
serius kan nerima cinta aku, Lol?” tanya Bobby.
Aku
yang hampir pingsan hanya mengangguk saja dengan senyum yang dipaksakan. Aroma
ketek semakin menyengat di ruang tertutup
seperti ini.
Niat
baiknya memasangiku seat belt tak
bisa ku tahan, aroma ketek semakin menyengat. Ya Allah, aku nggak mau meninggal
muda karena mencium aroma kecut ketek pacar sendiri.
***
Hari
demi hari, bulan demi bulan, aku masih berpacaran dengan Bobby. Ia
memperlakukanku layaknya putri, apa yang ku pinta selalu ia turuti. Hari ini
tepat 3 bulan aku berpacaran dengannya. Hubunganku baik-baik saja, yaa walaupun
aku selalu komplain dengan bau keteknya. Malu-malu ia pun jujur padaku tentang
keadaan keteknya yang sebenarnya. Bahwa ia tak dapat memakai deodorant karena keteknya akan alergi.
Berhubung
Bobby lagi ada acara keluarga, aku mengajak Cindai untuk jalan-jalan ke Mall,
biasa, belanja baju.
“Eh, Lol bukannya itu Bobby?” kata Cindai
sambil menepuk pundakku mengagetkanku yang sedang asyik memilih-milih baju. “Liat aja tuh.” tunjuk Cindai.
“Iya
benar itu Bobby! Katanya ada acara keluarga. Dasar!!!”
Tanpa
basa basi aku mengejar pria yang merangkul wanita berambut keriting itu. Kurang
lebih aku berlari 50 meter tanpa henti. Dengan nafas ngos-ngosan aku kini sudah
berada di hadapan mereka. Wajah pria dan wanita yang saling rangkul itu kaget
melihatku.
“Bob,kok
kamu tega sih?”
“Kalau
jalan sama kamu, memangnya aku bisa merangkul kamu gini? NGGAK kan? Kamu selalu
risih dengan kekurangan aku ini. Udah tahu kan aku nggak bisa pakai deodorant, seharusnya kamu bisa menerima
kekurangan aku!”
“Kok
salah aku sih, jelas-jelas kamu yang selingkuh. Jadi soal rangkul-rangkulan? Emangnya
kalau nggak ngerangkul gak sayang gitu? Kalau kamu merasa begitu, ya udah kita
putus aja!”
Ku
pandangi wajah mereka berdua, si cewek bohay yang sedang dirangkulnya itu
tersenyum bangga, di jidatnya tertulis. “Yeay! Aku menang!”
“Huuuuaatcim!”
Yaelah, tuh cewek lagi pilek toh. Makanya nggak bisa ngerasakan kedahsyatan aroma ketek kecut
kamu itu, tolol kamu, Bob.
Aku
menghela nafas panjang dan meninggalkan Bobby dengan selingkuhannya. Kakiku
yang lemas berjalan berhenti sejenak, duduk di lantai mall. Putus lagi cintakuuuu.
***
Putus
dari Bobby kembali lagi ke dunia jomblo, dunia tanpa ada seseorang yang ngucapin
selamat pagi ataupun selamat malam. Tak ada yang mengingatkan untuk makan lagi,
walaupun sudah tahu kalau lapar ya harus makan, tapi kalau ada yang
mengingatkan itu rasanya sesuatu.
Melototi
bb berharap ada yang mengajak kenalan
ataupun PDKT, nggak ada juga ternyata. Aku pun memutuskan untuk tidur saja, yaa
sudah 3 hari aku selalu tidur awal karena tak ada teman bbm-an di malam hari.
Huaa, aku rindu Bobby.
“Nak,
ada Bobby tuh di depan,” kata Ibu memasuki kamarku yang belum terkunci.
Aku
terkejut mendengar ucapan Ibu, aku pun bergegas ke depan dan benar ada Bobby
disana, ia langsung memelukku dengan erat. Sumpah,
keteknya masih kecut banget
“Ngapain
kamu datang kesini, kemana tuh selingkuhan kamu?” kataku jutek seraya melepaskan
pelukannya.
“Aku
nggak peduli sama dia lagi, dia menghilang gitu aja. Aku sadar, cewek yang
sanggup bertahan dengan aku ya hanya kamu.”
Aku
senyum-senyum sendiri, tanda-tanda dia mengajak balikan sudah terhendus dengan
jelas, sama jelasnya dengan bau ketek kecutnya itu. Yaa jelaslah, si cewek bohay kemarin kan pilek. Dia baru menyadari
ketek kamu bau yaa langsung ditinggalinnya deh.
“Maafin
aku. Kamu mau kan jadi pacar aku lagi? Mencintai aku apa adanya?”
Aku
mengernyitkan dahi, membiarkannya penasaran sejenak, lalu aku mengangguk mantap
mengiyakan, di sambut dengan senyuman manis darinya. Biarpun keteknya bau,
Bobby ganteng juga sih. Hihihi.
0 Response to "Cinta Kamu Apa Adanya"
Posting Komentar