Fiksi Mini (Part 3)

Dia
Ia hadir di saat hati ini  tak percaya akan sebuah arti KESETIAAN. Ia hadir di saat hati ini sulit membedakan sebuah arti KETULUSAN. Ia hadir di saat ku rapuh berjalan seakan tak ada arah dan tujuan...
Tapi di saat ia hadir, ia seperti arah baru bagiku, untuk lepas dari belenggu yang bernama masa lalu...


Pantaskah Untuk Kukenang?
Kamu yang tiba-tiba menghilang dan pergi meninggalkanku tanpa sedikit pun penjelasan, kemana lagi harus ku cari?
Menunggu kabar darimu. Bersedih  karena kau tak lagi ada di sampingku. Haruskah aku merindukanmu?
Apakah kau lupa dengan semua pengorbanan kita untuk hubungan ini? Mengapa meninggalkanku, seperti hal mudah yang kau lakukan? Kini bulan telah berganti tahun, kau tak juga kembali.
Untuk segala rasa yang kita bangun, pantaskah untuk ku kenang?


Sebelum Terlambat
Genap tiga tahun sudah erasaan ini  tersimpan rapi di dalam hatiku tanpa membiarkan satu orang pun yang tahu akan perasaan ini.
Aku sadar bahwa setiap hari nya sayangku terus bertambah kepadamu. Si Pria manis di bangku belakang.
Sebelum terlambat, di hari perpisahan sekolah aku akan mengutarakan rasa sayangku Sebelum terlambat, aku berharap kau memberikan sebuah tempat untukku dihatimu.

 
Sahabat Kecil
Beruntungnya aku dapat berkumpul lagi dengan sahabat kecil  yang kukenal lebih dari belasan tahun yang lalu.
Berbagi tawa serta mengenang kenakalan dan keluguan kami di masa lalu kerap kami perbincangkan.
Mereka tak banyak berubah. Di setiap kesempatan sering kami luangkan waktu untuk bersama.
Bagi ku mereka  sudah seperti  saudara kandung namun tak sedarah. Iya, mereka sahabat kecilku...


Pengkhianat Bermulut Manis
Wahai pengkhianat bermulut manis. Apalagi yang kau sembunyikan padaku? Dengan rapi kau  menutupi hubunganmu bersama pria yang lebih dulu ada di hatiku.
Hampir setiap hari aku bercerita tentangnya. Tentang kekasihku kepadamu sahabat karibku . Pahit dan manisnya hubunganku dengannya. Kau dengan senang hati mendengar ceritaku. Bahkan tak jarang juga  kau memberikan nasehat yang membuat hatiku menjadi tenang kala masalah menerpa hubunganku dengannya.
Namun mengapa aku melihat banyak sekali foto mesra kau dengan pria yang sangat mirip wajah kekasihku berada di galeri ponselmu?


Bumi Khatulistiwa
Tanah air ku di bumi khatulistiwa. Kaya akan keindahan alamnya. Seperti hutan tropis kalimantan. Gunung poteng yang indah. Serta sungai terpanjang di negeriku yang bernama Kapuas.
Tanah air ku di bumi khatulistiwa kaya akan hasil pangannya. Ikan asam pedas yang gurih. Lempok durian yang lezat. Dan juga berbagai olahan makanan yang terbuat dari lidah buaya.
Inilah kota tempat tinggalku. Bumi Khatulistiwa. Pontianak, Kota Bersinar.



Lelah
Ada yang bilang pertengkaran adalah bumbu dari sebuah percintaan. Namun mengapa semua terasa menyakitkan?
Ada yang bilang pertengkaran dalam hubungan asmara itu wajar Namun mengapa kita terlalu sering sayang?
Emosi dan tangis. Apakah mereka adalah salah satu bumbu penyedap di hubungan kita ini?
Terlalu sering amarah meluap membuat sayang kasih memudar. Aku lelah dengan mu. Aku lelah dengan KITA...


Tak Bisa Pergi
Ada apa denganmu kekasihku? Senyumanmu tak secerah dahulu. Perhatianmu pun jarang kurasakan
Apa yang membuatmu seperti ini? Apakah kau telah bosan kepadaku? Atau ada wanita lain di hati mu? Bicaralah kekasihku, diam tak akan menyelesaikan segala kegundahan yang kau rasakan.
Jika yang kau inginkan perpisahan. Tidak adakah cara selain berpisah? Karena sulit bagiku untuk pergi darimu, pujaan hatiku...


Pergilah
Aku muak dengan ocehan yang keluar dari mulutmu. Entah itu benar ataupun omong kosong. Aku tak akan perduli lagi di saat kau mengancamku akan melakukan ini dan itu.
Perasaan  cinta kasihku dan sikap baik dulu adanya, kini telah berubah menjadi benci.
Pergilah... Pergi jauh dari hidupku. Dan jangan pernah kembali



Calon Imamku
Untukmu calon imamku yang tertulis di lauhul mahfudz. kamulah pria terbaik pilihan Tuhan, yang mana diciptakan untuk menyayangi serta menjagaku.
Untuk mu calon imamku. Dimana dan siapa engkau masih tetap menjadi rahasia ilahi. Sebelum sebuah ijab yang di tujukan, hanya untukku engkau ucapkan.
Untuk mu calon imamku, ersiapkanlah dirimu untuk menjalani mahligai cinta suci ilahi. Sehingga kita dapat menjadi keluarga yang sakinah mawardah dan warohmah.


Yang Kau Bilang Negatif
Setiap hari bekerja banting tulang. Pulang dengan tubuh yang  lelah  selagi adzan subuh di kumandangkan, tak jarang pekerjaanku di cap negatif.
Apakah ada yang salah dengan yang kulakukan? Sedikitpun  aku tak menganggu mereka. Mengapa cibiran ataupun cemoohan selalu  mereka lontarkan tanpa bukti?
Wahai manusia yang  tiada bersalah, pekerjaan  yang selalu kau bilang negatif, setidaknya dapat menyambung hidup yang keras, membuatku terus bernyawa hingga saat ini.


Pria Itu dan Rokoknya
Kulihat seorang pria duduk di bangku kayu  yang berada di bawah pohon rindang. Sambil memainkan gadget dijemarinya. 5 meter dari jaraknya ada aku yang sedari tadi tak melepaskan pandangan ke arahnya
Tangannya kini  mencoba mengambil sesuatu  di saku kanan celananya. Itu sepertinya bungkus rokok, iya benar itu rokok
Gayanya menghisap sebatang rokok semakin membuatku terpesona. Bagiku ia terlihat keren dengan rokoknya itu.
Ah, pria itu dan rokoknya seakan memberikan candu yang membuatku terus dan terus memperhatikannya....

0 Response to "Fiksi Mini (Part 3)"

Posting Komentar